Tepi Surabaya
Album:
Nyanyian Tanah Merdeka
Betapa
sepi
Seorang nenek sendiri di tepi lalu coba menyapa
Lewatnya hari kota lama ini
melebar tak berakar kaca-kaca miskin jiwa
Tepi-tepimu
Surabaya di mana kita mulai semua ini
Gema nyanyian pahlawan kini jadi nyanyian wayang
Tepi-tepimu
oh, Surabaya
Gelap turun bagi jalan perempuan tua
Nenek
bukalah pintu yang kuketuk
Tapi tidak dengan airmatamu
Hidup selalu berubah lewat pasang-surut Kalimas
Sinar
lentera dalam kabut tipis
belum juga mati menjelang pagi
Sinar lentera berkedip-kedip
Timor Timur
Album: Nyanyian Tanah Merdeka
Hai tirani! Dengan senapan dan ujung bayonet
Tak dapat kau penjarakan jiwa kami
Dan di sini kami berdiri: satu hati
Terus berjuang
Pengorbanan tak akan terbuang sia-sia
Tubuh-tubuh terbujur kaku, di antara altar dan
bangku-bangku
Rumput sabana jadi merah, ternak-ternak pun musnah
Saudara telah tiada, entah di mana mereka
Malam itu angin bernyanyi sedih,
Pucuk-pucuk rumput bukit padas
Sekelompok awan putih serupa kuda-kuda, bergerak dari barat ke timur
Sekelompok jubah hitam terlindung bayang-bayang
Bergerak dari timur ke barat
Menentang angin menentang lelah,
Segenggam tanah sekeping emas
Sehati harapan ‘kan lihat mentari,
Terbitnya hari tanpa tirani, nyanyian hati ibu pertiwi
Tanah Basah Hujan Pertama
Album: Lintasan Hijau Hitam
Berjalan menyusur aroma tanah basah hujan pertama
Mendaki memikul pusaka airmata ibunda
Kuteringat Mbak-Ya
Kuingat manusia, kulupakan duka
Benar telah merdeka
Berjalan menyusur aroma
Tanah basah hujan pertama
Mendaki memikul pusaka airmata ibunda
Kuteringat Mbak-Ya
Kuingat manusia, kulupakan duka
Benar telah merdeka
Banyak bintang tinggi di langit
Dengan sinarnya yang menyipit
Mengajarkan kita menang
Kelicikan-kelicikan, dan perang saudara
Sangat rapuh
Insan doa kudengar lirih
Tanah Merah in Memoriam
Album: Nyanyian Malam
Aku terpisah di belah bumi tertepi
Secarik kabar darimu akan sangat berarti
Di sini hanya satu bangku tidur yang dingin
Namun selalu saja ada dengung ratusan nyamuk seakan pekik semangat rakyatku
Berdentang-dentang merasuk hati
Aku tak kan pernah mati
Tuhan tanahku yang hitam ini milikmu jua
Padamu tanahku
Padamu airku
Padamu darahku
Padamu putraku
Surabaya
Album: Nyanyian Malam
Engkau keras dan sombong
Engkau kasar dan angkuh
Engkau kotor penuh nafsu
Keringatku bercucuran di deretan rel-rel
Keringatku bercucuran di deretan bordel
Keringatku bercucuran di deretan palka
Keringatku bercucuran di bordes trem-trem kota
Ketika kau hadap mata hari senja
Keringatku sirna oleh desir anginmu
Surabaya
Aku cinta kau
Hey bangun dan berdiri
Nyanyikan di timur matahari
Serenada Pagi 1971
Album: Nyanyian Cinta
Bukit cemara itu, tampak masih gelap
Aku bangun pagi dalam sejuk dingin
Dengan senyum, cinta bersemi di hati
Kugulung tenda, padamkan sisa unggun api
Kuingat semalam, jumpa denganmu
Di padang bunga bermekaran
Ku ucapkan, kau ucapkan
Selamat jumpa
Sehangat bibirmu, selembut rambutmu
Angin, rumput, bunga-bunga
Menyanyi dan menari
Terlentang gaunmu di hangat sinar matahari
Menentang gaungnya belenggu tirani-tirani
Dengan simponi
Kutegak melangkah
Dengan dirimu di hati ini
Pasti menang
Wahai perang
Aku datang
Silhouette Kathedral Tua
Album: Nyanyian Tanah Merdeka
Menjulang tinggi di cakrawala
Silhouette kathedral tua
Gelap hitam hanya puncak menara
Titian pada-Mu menghadap
Dalam sateng kelabu
Kini dunia nafsu semakin tua berkuasa
Menjulang tinggi di cakrawala
Silhouette kathedral tua
Rahib tua dalam requem diriku
Kristus agung, aku datang
Dalam luka menganga merah
Asap mesiu melati putih di pelukku
Katakan pada mereka
Mati mudaku demi negara
Siti Komariah Ikal Mayang
Album: Nyanyian Cinta
Engkau membaca ayat-ayat suci & menghitung setiap
dencing pundi-pundi
Aku teringat akan ibu di sana yang tak pernah membaca apa-apa
Hanya menghitung setiap hati manusia
Hanya menghitung setiap tangis manusia
Hanya menghitung setiap jerit manusia
Seikat Merah Putih
Album: Anak Merdeka
Seikat bunga di dada, pertiga pasar dunia
Di bibir-bibir waktu yang terang
Kita tegak bersama, bocah-bocah yang nakalLewat mainan-mainan lama
Kemudian kita temukan, bahwa hari-hari ini
Seperti seikat bunga tak berakar
Lewat hati yang pasrah, lewat hari yang lelah
Ah ya kita yang muda telah kalah
Hai bocah-bocah bebas, ke mana mereka semua pergi
Tak seorang pun tinggal di sini
Ya Tuhan, lindungi pagi ini, dan beri kami sinar-Mu,
Abadi
Seikat bunga di dada
Bunga merah dan putih
Senyum Paramuda
Album: Tembang Lestari
Tangan-tangan melambai tegar, senyum damai baktiku
khusuk bagi bangsaku oh, berjuta daya di senyummu
membangun adab kasih, ikrar adil bersatu
Cemerlanglah jiwa negeriku, cemerlanglah raga negeriku
jalinlah aku satu nama ayah bunda
para muda jaya senyummu, para muda raya senyumku
nurani bangun dunia abadi oh merdeka
Tangan-tangan melambai tegar, senyum damai baktiku
khusuk bagi bangsaku oh, berjuta daya di senyummu
membangun adab kasih, ikrar adil bersatu
Para muda jaya senyummu, para muda raya senyumku
Nurani bangun dunia abadi
Oh merdeka
Senyum Rumah Kita
Album: Tembang Lestari
Good morning oh Mr. Smile
garudaku tersenyum
adakah semua ceria
di rumah kita?
anak-anak di depan bergoyang riang
anak-anak belakang bersenandung sumbang
Anak-anak binar-binar air matamu
anak-anak pijar-pijar mata airmu
suraumu
kuilmu
gerejamu
viharamu
puramu
hatimu
di tepiannya
Good morning oh Mrs. Smile
bunga cinta kasihmu
masihkah mekar ceria
bagi sesama?
Sayur-Asam Kacang-Panjang
Album: Nyanyian Tambur Jalan
Terkantuk kantuk belakang dayung, aku tak pernah tidur
Dengan setumpuk ikan di perahu, mungkin cukup sehari hidup
Sayur asam kacang panjang, hari esok akan panjang
Sayur asam kacang panjang, hari esok cahaya terang, biduk mengambang
Terkantuk kantuk belakang lesung, aku tak pernah tidur
Dengan setumpuk padi dan jagung, mungkin cukup sehari hidup
Sayur asam kacang panjang, hari esok akan panjang
Sayur asam kacang panjang, hari esok cahaya terang, biduk mengambang
Terkantuk kantuk belakang kampung, aku tak pernah tidur
Dengan sekotak wayang dan gambang, mungkin cukup sepanjang hidup
Sayur asam kacang panjang, hari esok akan panjang
Sayur asam kacang panjang
Hari esok, kusimpan lara, kusimpan rasa, di dasar hati
Salam dari Desa
Album: Nyanyian Tanah Merdeka
Kalau ke kota esok pagi sampaikan salam rinduku
Katakan padanya padi-padi telah kembang
Ani-ani seluas padang, roda giling berputar-putar siang malam
Tapi bukan kami punya
Kalau ke kota esok pagi, sampaikan salam rinduku
Katakan padanya, tebu-tebu telah kembang
Putih-putih seluas padang, roda lori berputar-putar siang malam
Tapi bukan kami punya
Anak-anak kini telah pandai, menyanyikan gema merdeka
Nyanyi-nyanyi bersama-sama, di tanah-tanah gunung
Tanah pusaka, tanah yang kaya, tumpah darahku
Di sana kuberdiri, di sana kumengabdi
Dan mati, dalam cinta yang suci
Kalau ke kota esok pagi, sampaikan salam rinduku
Katakan padanya, nasi tumbuk telah masak
Kan kutunggu sepanjang hari
Kita makan bersama-sama, berbincang-bincang
SASL (Solus Aegroti Suprema Lexest)
Album: Nyanyian Malam
Lilin putih di tepi taman biru
Gedung putih luar tenang damai
Serasa tak lagi ada kotor dan perang
Karena saat telah dekat jalan Tuhan
Solus Aegroti Suprema Lexest
Di lorong pedestrian tunduk melangkah
Lorong pedestrian basah air mata
Serasa tak lagi ada kotor dan perang
Karena saat telah dekat jalan Tuhan
Solus Aegroti Suprema Lexest
Nyanyian Musim
Album: Nyanyian Fajar
Di ujung musim panas, berdua aku berdiri
Di balik ranggas cemara, kucium lembut merah pipi
Angin bertiup tiada sejuk, merontokkan daun-daun cemara
Membuat gesekan dahan dan ranting, semua membisikkan tembang duka
Pagi itu jalanan berselimut kabut
Mukamu penuh kapas putih embun, tubuhmu menggigil kedinginan,
engkau menangis dan tersenyum, ohoi cantiknya
Angin bertiup lembut, melayangkan bau kastanggi
Jalanan panjang dariku ke pintumu, membuat hati semakin sepi
dari balik tembok sebuah kuil
kulihat rambut panjang seorang gadis, dengan khusuknya berdoa
jalanan panjang dariku ke pintumu
membuat hati, semakin, haaaah, yak
Musim demi musim, akan sepi berlalu tiada kau di sisiku;
Musim demi musim
Dan seperti malam-malam kemarin juga, bintang-bintang
bersinar terang
Empat bintang cemerlang membentuk garis salib
Tepat di atas kepalaku tengadah dan malam semakin sunyi
Lalu kumainkan gitar
Dan malam semakin sunyi
Nyanyian Pantai
Album: Nyanyian Malam
Tepian pantai, serakan lokan, angin laut yang bertiup
Deburan ombak, suara pekik bangau
Sinar surya memeluk hangat, sinar surya pagi
Kulihat camar-camar
Kulihat layar-layar
Di batas cakrawala
Bersama mengalunkan simponi
Mmm kedamaian
Nyanyian Tanah Merdeka
Album: Nyanyian Tanah Merdeka
Seperti satu meriam kau meledak
Seribu bedil adakah berarti
Kalau laras-laras sudah berbalik
Apalagi kau tunggu saudara
Ayo nyalakan api hatimu
Seribu letupan pecah suara
Disambut dengan satu kata: merdeka!
Merah putih mawar melati, merah putih bara hati
Merah putih mawar melati, merah putih setiap hati
Bunga-bunga berguguran di sana
Di bawah panji tanah airku, tanah merdeka
Mutiara Pertiwi
Album: Nyanyian Cinta
Hai hai gelombang laut luas, bangkitkan matahari timur
Di dada setiap putera Pertiwi
Jalin cinta satu ikatan, gelap datang di rembang petang
Jangan relakan ooo Ibu terlentang
Panji-panji megah berkibar dalam badai
Tegaklah menara mercu di timur
Untai putih mutiara Pertiwi
Sepanjang negeriku, beralaskan beludru
Sutera hitam tanahku
O tali sukma dan tali raga, jalin aku dalam satu nama
Merah-putih, kupersembahkan pada-Nya
Di alas kakimu Ibu
Sarung kebaya putih dalam nyanyian-nyanyian pagi
Abdi pribadi tulus suci, seri Nusantara Agung
Debur ombak memecah karang, menyuarakan Ibu-ku
Gesekan kayu hutan, menyuarakan Ibu-ku
Derap kaki telanjang, menyuarakan Ibu
Layar Asmara
Album: Nyanyian Cinta
Jangan menangis kau di belakang layar
yakinlah adik, bunga putih dari biara
tali cinta di awal hari yang berseri
malam tempat dan bahagia sendiri, di kedamaian hati
Semoga engkau lelap dalam bahagia
sekalipun dengan air mata, senyumlah
selamat tinggal selamat tidur, adik
fajar ufuk timur menungguku, datang, pergi, berlayar
berlayar, berlayar
Ucap selamatmu membuat aku, merenung dalam-dalam
Beranda depan rumah tua dulu
Lantai dingin, lantai dingin, kau dan aku
Bulan putih di balik awan
awan hitam selamat malam
Cinta suci hilang di jalan
aku meradang dalam-dalam
Burung hitam melintas malam
Malam kelam aku tenggelam
Cinta suci hilang di jalan
Aku menerjang dalam-dalam
Lenggang lenggok Badai Lautku
Album: Nyanyian Fajar
Apakah yang terjadi aku tak tahu
Apakah yang terjadi di
situ?
Kiranya nelayan muda kembali hanya perahu
Meninggalkan istri lama bersedih menunggu
Kenapa tak kembali, Nelayanku?
Lenggang lenggok badai lautku
Badai badai
Badai lautku
Lewat Kiara Condong
Album: Nyanyian Tanah Merdeka
Lewat Kiara Condong kereta laju
Panorama di sana memaksaku tersenyum
Bocah-bocah tak berbaju
Berlari-lari sepanjang tepi
Di setiap detak roda yang kelima
Bergerombol bocah-bocah
Bermain gundu, kuda pelepah
Mengejar layang, lambaikan tanganOoh, bilakah mereka lambaikan buku dan pena di tangan
Lewat Kiara Condong kereta laju
Seorang gadis telanjang dada
Basah rambutnya berkeramas
Sempat kulihat tisik kainnya
Di balik dinding bambu, reot dan tak beratap
Ketika lewat Kiara Condong
Matahari tidur di balik gunung
Ketika lewat Kiara Condong
Tuan-tuan tidur di sejuk gunung
Pohon Kemesraan
Album: Lintasan Hijau Hitam
Kembali ke tanah ini pembaru tekad
Anugerah alam dan langkah
Membangun berjuta air jernih mengalir terus mengalir
Dari hati membuka hati
Hari nanti pohon kemesraan
Daya-daya menatap mata
Gairah rasa, hormat sesama
Daya-daya menatap mata
Semangat cipta, bakti cipta-Nya
Membangun berjuta pohon rindang
Engkau cakrawala hati
Katya, Amanda dan Aku
Album: Nyanyian Fajar
Lihat menara mercu, tinggal siluet
Tepat di balik kubah, matahari jatuh
Lembayung senja bertabur, titik-titik hitam
Seratus lebih burung mlayang, melayang indahnya
Berputar-putar di sekeliling menara
Berputar-putar di sekelilingku; kerinduan
Tiang-tiang layar, tinggal tali-temali
Layar-layar tergulung, rapi dalam lipatan
Di sana di balik sinar, lentera harapan
Di sudut balak berselimut, katun kembang-kembang
Katya, Amanda, melenggang
Walau kau lama pergi tinggalkan diriku
Kau selalu kunanti bersama permata hati,
Lihat menara mercu, berkilauan
Tepat di sisi kubah, nampak garis pelangi
Katya, Amanda, aku, di anjungan perahu
Berputar-putar dalam lingkaran pusaran ombak
Berputar-putar sampai batas samudera kehidupan
Kutunggu di Balai Muda
Album: Tembang Lestari
Kutunggu di balai muda,
pagi ini bersenandung bersama
kutunggu di balai muda
malam ini bergumam bersama
Dimana keadilan diporak-porandakan si angkara murka
dimana kebenaran diporak-porandakan
angkara murka
Langit Makin Merah Merah Hitam
Album: Nyanyian Malam
Dia saudaraku, dia saudaraku,
Bernyanyi riang di rumput fajar
Dalam tidur senja kini; bersamanya bunga-bunga
Dengan tiga butir peluru di dada
Dia saudaraku, , dia saudaraku
Yang kini menang kedamaian
Tertelungkup atas salib di depan altar suci
Dengan tiga butir peluru di dada di dada
Langit Makin Merah Hitam
Dia saudaraku, dia saudaraku
Terlentang di padang kuda-kuda;
Bongkah tanah digenggamnya, tanah Air yang tercinta
Dengan tiga butir peluru di dada
Langit Makin Merah Hitam
Jabat Tangan Erat-erat Saudaraku
Album: Nyanyian Malam
Lihatlah layar-layar terkembang di lautku
Panji-panji merah dan putih turun senja
Kini tiba saatnya
Nyalakan bara hati
Angin bertiup semakin dingin
Di simpang-simpang gelap
Lentera-lentera jalan, tak mengenal dirinya lagi
Kalau cermin tak lagi punya arti
Pecahkan berkeping-keping
Kita berkaca di riak gelombang
Dan sebut satu kata: hakku!
Kaki Langit Cintaku Berlabuh
Album: Nyanyian Tanah Merdeka
Angin malam yang berbisik padaku, mengapa bersedih
Pilar-pilar tegar gema memanjang, abadi cintaku
Burung malam kini terbang, melintasi langit terang
Memekikkan kesunyian hati
Bintang-bintang yang berkedip padaku, mengapa sendiri
Kau pergi dan takkan pernah kembali, tepati janji
Burung malam kini terbang, melintasi langit terang
Memekikkan kesunyian hati
Lampu-lampu pelabuhan, jelang dini,
berselimut kabut
Kapal-kapal mulai turun, mulai turun
membongkar sauh